Welcome To Web. Blog Agus Rahmawan

"Bangsa Ini Tidak Kekurangan Orang Pintar, Tetapi Kekurangan Orang Jujur"

facebook.Mas Agus Instagram.Mas Agus WhatApps.Mas Agus YouToube.Mas Agus

Curriculum Vitae

Data Peribadi Agus Rahmawan.

Read More

PP.Mutu Proyek

Mata Kuliah Perencanaan Pengendalaian Mutu Proyek(semeter VI) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram.

Read More

TJR III

Mata Kuliah Teknik Jalan Raya III(semeter VI) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram.

Read More

News Suara Rinjani

Berita Seputar Lombok.

Read More

Recent Work

Jumat, 31 Juli 2020


NAMA : AGUS RAHMAWAN
NIM    : 417110001
MATKUL : TJR III

PENJELASAN DETAIL TENTANG 3K , DAN URAIAN DETAIL
TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN PEKERJAAN JALAN
(PERTEMUAN KE 10 )



Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) 

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993). Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja.
Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Berikut ini beberapa pengertian dan definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Flippo (1995), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.
  • Menurut Widodo (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
  • Menurut Mathis dan Jackson (2006), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja. 
  • Menurut Ardana (2012), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. 
  • Menurut Dainur (1993), keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja dengan peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-cara melakukan pekerjaan tersebut. 
  • Menurut Hadiningrum (2003), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cidera.
Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilaksanakan karena tiga faktor penting sebagai berikut (Moekijat, 2004):
  1. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama-tama para manajer akan mengadakan pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan yang diderita luka serta keluarga. 
  2. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan Undang-Undang federal, Undang-Undang Negara Bagian dan Undang-Undang kota tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan sebagian mereka melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda. 
  3. Berdasarkan Ekonomi. Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 

Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Menurut Suma’mur (1992), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut:

  1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. 
  2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja. 
  3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah:
  1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. 
  2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. 
  3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya. 
  4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. 
  5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 
  6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi kerja.
  7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 

Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 

Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh perusahaan antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):

a. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.

b. Alat kerja dan bahan

Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan di samping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.

c. Cara melakukan pekerjaan

Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktivitas pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara mengoperasionalkan mesin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut (Budiono dkk, 2003):
  1. Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. 
  2. Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
  3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun psikososial.
Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):
  1. Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja. 
  2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya. 
  3. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab. 
  4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan. 
  5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja. 
  6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja. 
  7. Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

URAIAN DETAIL TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN PEKERJAAN JALAN.
A.  Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi.
Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang -kurangnya memuat dokumen - dokumen yang meliputi :
  • 1.      Surat Perjanjian;
  • 2.      Dokumen Lelang;
  • 3.      Usulan atau Penawaran;
  • 4.      Berita Acara berisi kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa selama proses evaluasi oleh pengguna jasa, antara lain klarifikasi atas hal -hal yang menimbulkan keragu - raguan;
  • 5.      Surat Perjanjian dari pengguna jasa yang menyatakan menerima atau menyetujui usulan penawaran dari penyedia jasa; dan
  • 6.      Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.

B.   Dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dengan dengan sistem Pelelangan Nasional (National/Local Competitive Bidding) dalam urutan prioritas terdiri dari :
1.      Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada);
2.      Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
3.      Surat Penawaran;
4.      Adendum Dokumen Lelang;
5.      Data Kontrak;
6.      Syarat-syarat Kontrak;
7.      Spesifikasi;
8.      Gambar-gambar;
9.      Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga penawarannya;
10.  Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari kontrak;

C.    Kontrak-kontrak dengan sistem Pelelangan
Internasional (International Competitive Bidding), dokumen kontrak tersebut secara urutan prioritas meliputi :
  • 1.       the Contract Agreement;
  • 2.      the Letter of Acceptance;
  • 3.       the Bid and the Appendix to Bid;
  • 4.      the Conditions of Contract, Part II;
  • 5.      the Conditions of Contract, Part I;
  • 6.      the Specifications;
  • 7.       the Drawings;
  • 8.      the priced Bill of Quantities; and
  • other documents, as listed in the Appendix to Bid.

Sumber :



Jumat, 24 Juli 2020

Penjelasan Terkait ASHPALT MIXING PLANT (AMP) dan AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP) pertemuan ke 9

Penjelasan Terkait ASHPALT MIXING PLANT (AMP) dan AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP) pertemuan ke 9


Nama : Agus Rahmawan
Nim   : 417110001
Tugas TJR III
Pertemuan ke 9


Penjelasan Terkait 
ASHPALT MIXING PLANT (AMP) dan AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP)

1. ASHPALT MIXING PLANT (AMP) 

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu
AMP dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai jenis AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur.
Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu.
Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi .
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masing - masing bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari pompa aspal.
Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
1.  Bin dingin (cold bins)
2.  Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3.  Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4.  Pengering (dryer)
5.  Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11.  Pencampur (mixer atau pugmill)
12.  Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14.  Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)


Gambar 1. AMP jenis takaran ( batch plant )


Gambar 2. AMP jenis pencampur drum (drum mix)




Gambar 3. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum

Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP jenis menerus seperti yang banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :
  • Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada FCK, disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja, dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP takaran.
  • Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya mengandalkan pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain (misalnya pengontrol kecepatan ban berjalan).
  • Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi penurunan temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum pada JMF.
  • Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
  • Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan mudah, item pengontrolan lebih sedikit.
AMP JENIS TAKARAN
Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran beraspal panas.AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada
umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas:
a)      AMP yang permanen
b)  AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek. Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg per batch atau lebih besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40 menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batchBeberapa keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih
adalah sebagai berikut:
-           Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran yang relatif seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian.
-           Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke unit penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan kepadatan tidak tercapai, karena campuran di bawah alat penghampar telah dingin sehingga pada bagian tersebut sulit diratakan dan dipadatkan.
-          Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang berarti mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-jalan utama gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar pengaruhnya. Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis takaranseperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
Skema Pengoperasian Amp Jenis Takaran

Berikut cuplikan tentang proses AMP :



2. AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP)

Aggregate processing plant merupakan suatu pabrik yang memproduksi bahan seperti agregat yang akan dibutuhkan dalam pengerjaan suatu proyek. Dalam kasus ini akan diproduksi batu kasar hingga batu halus untuk bahan pembuatan jalan. Dengan plant ini dapat diproses sesuai dengan jumlah yang akan kita butuhkan.
Proses pembuatannya menyerupai conveyor dengan mengalirkan batu yang akan diproses, kemudian akan dipecah kesetiap bagian masing-masing (batu halus, batu sedang, dan batu kasar). Jalur produksi dibagi menjadi 3 bagian tersebut. Dalam pengerjaan tersebut batu akan dipecah dengan blade yang ada di mesin. Blade tersebut ukuran dan ketajamannya disesuaikan dengan ukuran yang akan diproduksi.

Peralatan yang digunakan:
1.      Mixer (baik tilt drum atau horizontal)
2.      Cement batcher
3.      Agregat batcher
4.      Conveyor
5.      Radial stackers
6.      Aggregate bins
7.      Cement bins
8.      Heaters, Pemanas
9.      Chillers, Pendingin
10.  Cement silos
11.  Batch plant controls
12.  Dust collectors
Inti dari Batching Plant Beton adalah mixer, dan ada banyak jenis mixer dan peralatan seperti:
Twin Saft Mixer adalah mesin pengaduk yang dapat memastikan campuran beton dengan stabil karena mempunyai penggunaan motor tenaga kuda yang tinggi. Tipe ini lebih umum digunakan hampir setiap batching plant di Eropa.
Mixer tilt adalah mesin pengaduk yang menawarkan campuran adukan yang konsisten dengan tenaga kerja dan biaya perawatan yang jauh lebih sedikit. Di Amerika Utara, tipe mixer ini mendominasi setiap batching plant disana.
Mixer Pan atau Planetary alat pengaduk yang lebih sering digunakan untuk Wet Mix Plant.
Cement Silo berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga dari penyusutan kualitasnya. Biasanya 1 atau 2 kompartemen, namun kadang-kadang sampai 4 kompartemen dalam satu silo.
Conveyor biasanya antara lebar 24-48 inci dan membawa agregat dari gerbong tanah (bin) ke penyimpanan agregat (storage bin), dan juga dari batch agregat ke saluran muatan dan mesin pengaduk.
Agregat bins memiliki 2 sampai 6 kompartemen untuk penyimpanan berbagai ukuran pasir dan agregat (batuan, kerikil, dll.


Berikut cuplikan tentang proses APP :



Jumat, 10 Juli 2020

Alat-alat Yang digunakan untuk peroses pelaksananaa pekerjaan jalan (Pertemuan ke 8)

Alat-alat Yang digunakan untuk peroses pelaksananaa pekerjaan jalan (Pertemuan ke 8)


Nama : Agus Rahmawan
Nim   : 417110001
Tugas Ke 8 TJR III

Alat-alat Yang digunakan untuk peroses pelaksananaa pekerjaan jalan

Jenis-jenis alat kerja yang digunakan pada proyek konstruksi jalan  antara lain sebagai berikut:
1.  Excavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah. Excavator ini memiliki lengan (arm) yang dapat berputar, sehingga dapat lebih mudah untuk menggali tanah dengan kedalaman tertentu.
Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek, gambar excavator dapat dilihat pada Gambar 5.6.
excavator

Gambar 5.6.  Excavator

2. Dump Truck
Dump Truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat di miringkan sehingga untuk menurunkan material hanya dengan memiringkan bak materialnya sehingga muatan akan dapat meluncur kebawah. Untuk memiringkan bak di gunakan oleh pompa hidrolik.
Pada proyek konstruksi jalanDump truk digunakan untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal, pasir dan material timbunan. Dump truck yang di pakai dalam proyek ini adalah dump truck merk Mitsubishi Fuso 220PS kapasitas . Alat angkut dump truck ini di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 5.dump truck Mitsubishi Fuso 220PS
dump truk

Gambar 5.7.  Dump truck

3. Water Tank Truck
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat kelas Asetelah penghamparan material selesai kemudian di padatkan dan di siram air menggunakan water tankWater tank yang di gunakan proyek ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter.
 Pada proyek iniwater tank di datangkan langsung dari kontraktor. Berikut adalah alat untuk menyiram yaitu water tank dapat di lihat pada Gambar 5.8.
Truk Air

Gambar 5.8.  Water Tank Truck

4. Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek ditimbulkan oleh vibratory roller adalah gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak.
Pada proyek ini, alat penggilas Vibratory roller yang digunakan adalah tipe HAMM 3410 dan di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di lihat pada Gambar 5.9 di bawah ini.
Alat pemadat-Vibratory roller

Gambar 5.9. Vibratory roller

5. Motor Grader
Sebagai bagian dari alat berat, motor grader berfungsi sebagai alat perata atau penghampar yang biasanya digunakan untuk meratakan dan membentuk permukaan tanah. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.
Pada proyek ini motor grader yang digunakan adalah merk komatsu tipe GD 555 berjumlah 1 dan di pakai untuk menghamparkan material lapis pondasi agregat kelas A. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar 5.10.

Motor Grader

Gambar 5.10. Motor Grader

6. Pneumatic Tire Roller
Untuk pneumatic tire roller, alat terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang bergranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas antara”. Pada pekerjaan proyek ini, alat berat pneumatic roller ini di pakai merk SAKAI TS-200 dengan jumlah 2 unit yang langsung di datangkan dari kontaktor. Gambar alat pemadat pneumatic tire roller dapat di lihat pada gambar 5.11.

pneumatic tire Roller

Gambar 5.11. Pneumatic tire Roller

7. Tandem roller
Tandem roller adalah alat penggilas atau pemadat terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya. Pada proyek ini, alat penggilas tandem roller di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat tandem roller dapat di lihat pada Gambar 5.12 di bawah ini. 
Tandem Roller

Gambar 5.12. Tandem Roller

8.  Asphalt finisher
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal, serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar sehingga membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut dengan crawler track dengan  hopper  yang tidak beralas. Sedangkan di bawah  hopper tersebut terdapat pisau yang juga selebar hopper. Pada saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur oleh pisau tersebut.
Pada proyek ini, alat asphalt finisher yang digunakan merk NIGATA NFB6C dengan jumlah 1 unit. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar asphalt finisher dapat di lihat pada Gambar 5.13.
Asphalt Finisher

Gambar 5.13.  Asphalt Finisher

9. Alat-Alat konvensional
Alat-alat konvensional adalah peralatan sederhana yang digunakan untuk membantu pekerjaan yang dilakukan oleh para tukang. Alat-alat konvensional tersebut seperti sekop tangan, sapu lidi, garuk, traffic cone, kereta dorong dan lainnya. Gambar alat-alat konvensional dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Alat-alat Konvensional

Gambar 5.14. Alat-alat Konvensional

10. Termometer Iframerah
Termometer inframerah adalah alat untuk mendeteksi temperatur secara optik—selama objek diamati, radiasi energi sinar inframerah diukur, dan disajikan sebagai suhu. Alat ini menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal di mana objek bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan, alat medis, obat-obatan, produk atau test, dll.)
Pada proyek ini, alat termometer iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari beton aspal yang di angkut oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal saat penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan alat  asphalt finisher.

Termometer inframerah

Gambar 5.15. Termometer inframerah

11. Aspal Distributor
Aspal distributor adalah truk yang dilengkapi dengan tangki aspal, pompa, dan batang penyemprot. Pada proyek ini, aspal distributor di datangkan langsung dari kontraktor. Bentuk aspal distributor diperlihatkan pada Gambar 5.16.

Aspal distributor

Gambar 5.16. Aspal distributor

12.  Alat Core Drill
Core Drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan/mengambil sample perkerasan dilapangan sehingga bisa diketahui tebal perkerasannya serta untuk mengetahui karakteristik campuran perkerasan.
Pada proyek ini, alat core drill di datangkan dari pihak kontraktor. Bentuk alat core drill dapat dilihat pada gambar 5.17.
 Core Drill test

Gambar 5.17. Alat Core Drill

13. Alat Sand cone
Alat Sand cone adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pada proyek ini, alat sand cone di datangkan langsung dari laboratorium milik kontraktor. Gambar alat sand cone dapat dilihat pada gambar 5.18.

Sand cone

Gambar 5.18. Alat Sand cone

14. Alat CBR
Alat CBR (California Bearing Ratio) adalah alat yang digunakan untuk menentukan tebal suatu bagian perkerasan. Alat CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban standar (standart load) dan dinyatakan dalam presentase. Alat CBR Lapangan yang di gunakan pada proyek ini, di datangkan dari kontraktor.

Alat CBR

Gambar 5.19. Alat CBR



Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Alamat:

Jln.Geres-Suralaga Kab. Lombok Timur NTB

Waktu Kerja:

Senin-Sabtu 08:00-23:59

Phone:

+6287865761174

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Agus Rahmawan (417110001)

NAMA : AGUS RAHMAWAN NIM    : 417110001 MATKUL : TJR III PENJELASAN DETAIL TENTANG 3K , DAN URAIAN DETAIL TENTANG DOKUMEN LIN...